Minggu, 22 Desember 2013

Filsafat Umum dan manusia



Nama  : Fitri Darizta
Nim     : 13181029
Kelas    : PS1A


1.      1. Pemikiran  yang sistematis
Rasional sebab biasanya hal-hal yang rasio atau dapat dimengerti oleh akal itu sering terjadi di timbulkan dari sesuatu yang sistematis.
2.Harus Konseptual
kemampuan untuk mengidentifikasi pola atau hubungan yang tidak nampak dengan jelas.
3.Koheran atau runtut
unsure-unsurnya tidak boleh mengandung uraian-uraian yang bertentangan satu sama lain
4. Harus sinoptik
 pemikiran filsafat harus melihat hal-hal secara menyeluruh atau dalam kebersamaan secara integral
5. Harus mengarah kepada pandangan dunia
Merupakan pemikiran filsafat sebagai upaya untuk memahami semua realitas kehidupan dengan jalan untuk menyusun pandangan ( hidup ) dunia, termasuk di dalamnya menerangkan tentang dunia dan semua hal yang berada di dalamnya ( dunia )
6. Harus rasional
 unsure-unsurnya harus berhubungan secaran logis.
Sumber : Buku catatan filsafat umum & manusia dan Internet : http://www.slideshare.net/susiyanti9619934/filsafat-17903965

2.      Ciri yang dapat mencapai derajat pemikiran filsafat adalah sebagai berikut :
1.Sangat umun atau universal
Pemikiran filsafat mempunyai kecenderungan sangat umum, dan tingkat keumumannya sangat tinggi. Karena pemikiran filsafat tidak bersangkutan dengan objek-objek khusus, akan tetapi bersangkutan dengan konsep-konsep yang sifatnya umum, misalnya tentang manusia, tentang keadilan, tentang kebebasan, dan lainnya.
2.Tidak faktual
Kata lain dari tidak faktual aalah spekulatif, yang artinya filsafat membuat dugaan-dugaan yang masuk akal mengenai sesuatu dengan tidak berdasarkan pada bukti. Hal ini sebagai sesuatu hal yang melampaui tapal batas dari fakta-fakta pengetahuan ilmiah. Jawaban yang didapat dari dugaan-dugaan tersebut sifatnya juga spekulatif. Hal ini bukan berarti bahwa pemikiran filsafat tidak ilmiah, akan tetapi pemikiran filsafat tidak termasuk dalam lingkup kewenangan ilmu khusus.
3.Bersangkutan dengan nilai
C.J. Ducasse mengatakan bahwa filsafat merupakan usaha untuk mencari pengetahuan, berupa fakta-fakta, yang disebut penilaian. Yang dibicarakan dalam penilaian ialah tentang yang baik dan buruk, yang susila dan asusila dan akhirnya filsafat sebagai suatu usaha untuk mempertahankan nilai. Maka selanjutnya, dibentuklah sistem nilai, sehingga lahirlah apa yang disebutnya sebagai nilai sosial, nilai keagamaan, nilai budaya, dan lainnya.
4.Berkaitan dengan arti
Sesuatu yang bernilai tentu di dalamnya penuh dengan arti. Agar para filosof dalam mengunkapkan ide-idenya sarat denga arti, para filosof harus dapat menciptakan kalimat-kalimat yang logis dan bahasa-bahasa yang tepat, semua itu berguna untuk menghindari adanya kesalahan/sesat pikir (fallacy).
5.Implikatif
Pemikiran filsafat yang baik dan terpilih selalu mengandung implikasi (akibat logis). Dari implikatif tersebut diharapkan akan mampu melahirkan pemikiran baru sehingga akan terjadi proses pemikiran yang dinamis dari tesis ke anti tesis kemudian sintesis, dan seterusnya...sehingga tidak ada habisnya. Pola pemikiran yang implikatif (dialektis) akan dapat menuburkan intelektual.
                                                                                                                                                    
3.      1.menambah ilmu pengetahuan dan cakrawal semakin luas, oleh karena itu kita dapat menyelesaikan masalah dengan cara bijaksana.
2.Membawa manusia ke arah kemampuan untuk merentangkesadaran untuk mengambil tindakan, sehingga akan dapat hidup lebih hidup
3.Lebih sadar terhadap hak dan kewajiban
4.Memberikan arah bagi manusia agar bijaksana memahami nilai-nilai kehidupan.
Sumber : Buku catatan filsafat umum & manusia

4.      1.Metode historis/ sejarah
Metode ini baik karena dengan demikian pertumbuhan filsafat itu dapat diikuti dari jumlahnya. Akan tetapi harus agak panjang untuk penulaannya dan bisa menimbulkan kesalahpahaman.
     
 2. Metode Ikhtisar
Metode ini membentuk soal-soal yang dibicarakan dalam filsafat dan menguraikan jawaban.
     3.Metode Sistematis
Metode ini mencari arti serta maksud dari kodrat manusia yaitu bagaimana manusia karena kodratnya akan penyelidikan yang biasanya disebut filsafat itu lalu dicari akibat-akibatnya
     4.Metode Kombinasi http://van88.wordpress.com/ruang-lingkup-metode-pembagian-dan-beda-filsafat-dengan-ilmu-agama/
Metode ini adalah kombinasi dari cara-cara tersebut yaitu sistematis, tetapi tidak lepas dari sejarah dan dengan memperhatikan soal-soal terpenting yang timbul bagi setiap manusia yang hidup sadar dan mampu menggunakan pikirannya
5. Metode Zeno : Reductio ad Absurdum
Zeno adalah seorang murid Parmenides yang termasyhur, yang terkenal sebagai filsuf metafisika Barat yang pertama. Metode Zeno member nilai abadi bagi filsafat karena memang tidak satu pun pernyataam yang melahirkan pertentangan dapat dianggap benar. Metode yang dikembangkan oleh Zeno sangat berguna dalam suatu perdebatan karena dengan metode itu ia telah member dasar yang kokoh bagi argumentasi-argumentasi yang rasional dan logis. Zeno juga dikenal sebagai orang pertama yang menggunakan metode dialektik, dalam arti mencari kebeneran lewat perdebatan atau bersoal jawab secara sistematis.
6.Metode Sokrates : Maieutik Dialektis Kritis Induktif
menurut Sokrates, filsafat adalah upaya untuk mencapai kebajikan. Kebajikan itu harus tampak lewat tingkah laku manusianyang pantas, yang baik dan terpuji. Untuk menggapai kebenaran objektif itu, Sokrates menggunakan suatu metode yang dilandaskan pada suatu keyakinan yang amat erat digenggamnya.Sokrates begitu yakin bahwa pengetahuan akan kebenaran objektif itu tersimpan dalam jiwa setiap orang sejak masa praeksistensinya. Karena itu, Sokrates tidak pernah mengajar tentang kebenaran itu, melainkan berupaya untuk menolong untuk mengungkapkan apa yang memang ada dan tersimpan dalam jiwa seseorang.
7. Metode Plato : Deduktif Spekulatif Transendental
Plato memusatkan perhatiannya pada pada bidang yang amat luas, yaitu mencakup seluruh ilmu pengetahuan. Dari berbagai ilmu pengetahuan yang diminatinya itu, eksaktalah bidang ilmu yang memperoleh tempat istimewa.
            8. Metode Aristoteles: Silogistis Deduktif
         Aristoteles mengatakan bahwa ada dua metode yang dapat digunakan untuk menarik kesimpulan demi memperoleh pengetahuan dan kebenaran baru. Kedua metode itu disebut metode induktif dan metode deduktif. Induksi ialah cara menarik konklusi yang bersifat umum dari hal-hal khusus. Deduktif adalah cara menarik konklusi yang bertolak dari sifat umum ke khusus. Baik deduksi maupun induksi, keduanya dipaparkan oleh Aristoteles di dalam logika.
9.Metode Plotinos :Kontemplatif-Mistis
         Plotinos merupaka filsuf neoplatonis. Filsafat Plotinos didasarkan pada ajaran Plato, khususnya mengenai ide kebaikan selaku ide yang tertinggi di dalam filsafat Plato. Karena Plotinos menggunakan istilah-istilah dan mengembangkan dasar-dasar pemikiran Plato, filsafat Plotinos disebut neoplatonisme. Tetapi tidak berarti ia hanya mempelajari filsafat Plato, ia mempelajari berbagai filsafat lainnya. Filsafat Plotinos merupakan sintesis dari semua filsafat yang mendahuluinya walaupun memang terlihat dengan jelas bahwa pengaruh Platonisme sangat dominan
            10. Metode Descartes: Skeptis
Descartes menciptakan metode ini, tetapi ia bukan penganut skeptisisme yang menyangsikan segala-galanya dan mengatakan bahwa apa yang dinamakan pengetahuan itu tidak ada. Keraguan Descartes hanya keraguan metodis.
            11. Metode Francis Bacon: Induktif
Metode induktif adalah penarikan kesimpulan dari hal-hal khusus ke hal-hal yang umum. Bacon memang bukan penemu metode induktif, namun ia berupaya memperbaiki dan menyempurnakan metode itu melalui pengkombinasian metode induktif tradisional dengan eksperimentasi yang cermat.
5.      Merenung adalah aktifitas berfikir mendalam (deep thinkings) yang sungguh berbeda dengan termenung. Merenung adalah secara diam-diam memikirkan sesuatu hal kejadian yang mendalam.
Sedangkan termenung adalah gambaran tentang kondisi hanyutan sebuah pikiran, tentu saja ia kehilangan ofektivitasnya karena memang sedang out of control.
Termenung bias dikatakan meratapi hidup, orang termenung pasti melakukan dialog dengan diri sendiri. Berarti hal ini banyak menguraikan masalah dari termenung, orang berbicara dengan nurani dan akalnya menyamakan persepsi antara hati dan otak.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar